(Sumber: tanamanmahal.com)
Hey bunga, tak
terasa sudah hampir 14 tahun. Ingatkah kau hari itu? Angin sore yang berbisik
lirih, mengatakan bahwa ia senang kita ada di sini. Tapi kau juga kelihatannya
sangat senang, tangkaimu yang kurus panjang itu terus menari berkelok-kelok
mengiringi nyanyian burung.
Aku ingin sedikit
bercerita bahwa tidak mudah mencapai tempat di mana kau berada. Anak tangga
dari bebatuan itu sesekali membuat tubuh mungilku terjatuh. Ah, tapi tak
mengapa. Sesekali aku mengernyit karena goresan-goresan kecil itu. Tapi
kemudian tak terasa kalau aku ingat akan bertemu denganmu.
Ketika harum rumput
mulai tercium, aku tau kita sudah dekat. Dari kejauhan kau dan teman-temanmu
terlihat seperti melambai-lambai padaku. Lalu kita bermain bersama hingga sore.
Aku suka tempat itu. Aku bisa melihat semuanya dari sini, bahkan air terjun-air
terjun yang membelah pegunungan di depan mataku, indah. Terkadang terlihat
seperti ada semut yang sedang mendaki atau bermain di atas air terjun, hihi,
dan ternyata itu manusia yang terlihat dari kejauhan. Aku juga bingung kenapa
mereka bisa terlihat dari sini, padahal itu jauh sekali.
Langit jingga itu
sudah menyuruhku pulang, itu artinya aku harus segera turun sebelum hari gelap,
karena tak ada sedikitpun penerangan di sini kecuali bintang-bintang yang
berkumpul itu. Aku bisa saja terperosok ke jurang.
Kau tau kenapa aku
tidak menemuimu di pagi hari? Karena aku sedang asyik bermain di sungai. Airnya
bisa membuatmu menggigil, hihi. Dan terkadang aku bertanya benda apa yang
menyelimuti permukaan air di sungai itu? Apa itu awan? Tapi tidak seperti
kapas. Mamahku bilang, itu kabut. Aku juga tidak tau apa artinya kabut.
Terkadang udang-udang besar itu terlihat mengintipdi balik bebatuan, sepertinya
dia malu.
Tapi sekarang
berbeda, sejak hampir 14 tahun yang lalu aku tak pernah lagi ke sana untuk
menemuimu. Aku sangat jauh darimu sekarang, bahkan jauh dalam arti yang
sebenarnya. Aku juga sudah harus sibuk dengan kehidupan dewasaku sekarang. Aku
tidak suka menjadi dewasa :(
Hm,,, aku ingin
sekali kesana untuk mengulang masa kecilku. Tak ada mainan, tak ada gadget,
tapi aku bahagia di sana. Aku ingin kesana, memetik dan merangkaimu menjadi
sebuah bando dan kusematkan di atas rambutku. Persis seperti puteri di negeri
dongeng. Maaf kalau kau kesakitan ketika tangkaimu kupetik. Aku tidak bermaksud
buruk padamu, aku hanya ingin menjadikanmu sesuatu yang lebih indah dan kubawa
pulang. Karena aku tidak bisa setiap hari ke sini.
Aku juga rindu
bermain di rumah nenek, menunggu ibu-ibu penjual es dawet, walaupun sering
keinginanku tak terpenuhi untuk membeli dan memakannya. Membuat cincau dari
daun di belakang rumah nenek, memetik kopi dan kadang mencicipi buahnya,
rasanya sangat manis hihi.
Di samping rumah
nenek juga ada sebuah kolam yang airnya datang dari tetesan kecil di tebing
itu. Airnya dingin sampai-sampai aku malas mandi pagi. Ah, saung itu, ilalang,
angin, kicauan burung, matahari terbenam dibalik perbukitan, garis-garis air
terjun, aku rindu, aku rindu kau bunga. Aku rindu masa kecilku.
Tahun ini, aku
berencana untuk menemuimu. Semoga kau masih di sana. Semoga semuanya masih sama
seperti dulu, seperti waktu itu. Empat belas tahun yang lalu.
Itu namanya bunga apa ka??
BalasHapus