Minggu, 06 April 2014

Bunga Rumput Liar

(Sumber: tanamanmahal.com)

Hey bunga, tak terasa sudah hampir 14 tahun. Ingatkah kau hari itu? Angin sore yang berbisik lirih, mengatakan bahwa ia senang kita ada di sini. Tapi kau juga kelihatannya sangat senang, tangkaimu yang kurus panjang itu terus menari berkelok-kelok mengiringi nyanyian burung.

Aku ingin sedikit bercerita bahwa tidak mudah mencapai tempat di mana kau berada. Anak tangga dari bebatuan itu sesekali membuat tubuh mungilku terjatuh. Ah, tapi tak mengapa. Sesekali aku mengernyit karena goresan-goresan kecil itu. Tapi kemudian tak terasa kalau aku ingat akan bertemu denganmu.

Ketika harum rumput mulai tercium, aku tau kita sudah dekat. Dari kejauhan kau dan teman-temanmu terlihat seperti melambai-lambai padaku. Lalu kita bermain bersama hingga sore. Aku suka tempat itu. Aku bisa melihat semuanya dari sini, bahkan air terjun-air terjun yang membelah pegunungan di depan mataku, indah. Terkadang terlihat seperti ada semut yang sedang mendaki atau bermain di atas air terjun, hihi, dan ternyata itu manusia yang terlihat dari kejauhan. Aku juga bingung kenapa mereka bisa terlihat dari sini, padahal itu jauh sekali.

Langit jingga itu sudah menyuruhku pulang, itu artinya aku harus segera turun sebelum hari gelap, karena tak ada sedikitpun penerangan di sini kecuali bintang-bintang yang berkumpul itu. Aku bisa saja terperosok ke jurang.

Kau tau kenapa aku tidak menemuimu di pagi hari? Karena aku sedang asyik bermain di sungai. Airnya bisa membuatmu menggigil, hihi. Dan terkadang aku bertanya benda apa yang menyelimuti permukaan air di sungai itu? Apa itu awan? Tapi tidak seperti kapas. Mamahku bilang, itu kabut. Aku juga tidak tau apa artinya kabut. Terkadang udang-udang besar itu terlihat mengintipdi balik bebatuan, sepertinya dia malu.

Tapi sekarang berbeda, sejak hampir 14 tahun yang lalu aku tak pernah lagi ke sana untuk menemuimu. Aku sangat jauh darimu sekarang, bahkan jauh dalam arti yang sebenarnya. Aku juga sudah harus sibuk dengan kehidupan dewasaku sekarang. Aku tidak suka menjadi dewasa :(

Hm,,, aku ingin sekali kesana untuk mengulang masa kecilku. Tak ada mainan, tak ada gadget, tapi aku bahagia di sana. Aku ingin kesana, memetik dan merangkaimu menjadi sebuah bando dan kusematkan di atas rambutku. Persis seperti puteri di negeri dongeng. Maaf kalau kau kesakitan ketika tangkaimu kupetik. Aku tidak bermaksud buruk padamu, aku hanya ingin menjadikanmu sesuatu yang lebih indah dan kubawa pulang. Karena aku tidak bisa setiap hari ke sini.

Aku juga rindu bermain di rumah nenek, menunggu ibu-ibu penjual es dawet, walaupun sering keinginanku tak terpenuhi untuk membeli dan memakannya. Membuat cincau dari daun di belakang rumah nenek, memetik kopi dan kadang mencicipi buahnya, rasanya sangat manis hihi.

Di samping rumah nenek juga ada sebuah kolam yang airnya datang dari tetesan kecil di tebing itu. Airnya dingin sampai-sampai aku malas mandi pagi. Ah, saung itu, ilalang, angin, kicauan burung, matahari terbenam dibalik perbukitan, garis-garis air terjun, aku rindu, aku rindu kau bunga. Aku rindu masa kecilku.

Tahun ini, aku berencana untuk menemuimu. Semoga kau masih di sana. Semoga semuanya masih sama seperti dulu, seperti waktu itu. Empat belas tahun yang lalu.

1 komentar: