Rabu, 24 April 2013

Curhat Solo Jogja (Part 1)

Di postingan gue kali ini, gue akan sedikit cerita tentang kunjungan gue ke Solo-Jogja di tahun 2011 lalu. Waktu itu gue ke sana karena mau jadi supporter temen-temen gue yang lolos dalam lomba LKTI apa gitu gue lupa - di UNS.

Tangerang-Depok

Sehari sebelum keberangkatan, gue masih di rumah, di Tangerang. Sementara temen-temen gue mau berangkat dari Depok. Jadi gue akhirnya minta dijemput cowok gue karena kondisi badan gue waktu itu nggak memungkinkan untuk naik motor sendiri, kebetulan cowok gue waktu itu salah satu peserta lomba yang lolos. Karena kebetulan juga waktu itu cowok gue nggak ada motor, jadi dia pinjem motor temennya. Di perjalanan, kita diberhentiin polisi, awalnya gue nggak terlalu panik karena gue tau cowok gue punya SIM, tapi pas ditanya STNK cowok gue bilang nggak ada. Mampuslah gue. Akhirnya kita digiring ke pos polisi. Jadi STNK nya ini lagi dipake buat memperpanjang masa berlaku plat kendaraan, fotokopiannya nggak dibawa. Yasudahlah.

Di sini si polisi udah nulis surat tilang, lumayan berat karena kalo ikut sidang, motor temen cowok gue ini bakal ditahan sementara besok kita harus berangkat ke Solo dan nggak enakan juga karena ini bukan motor sendiri. Tanpa pikir panjang cowok gue ngajak damai tuh polisi (yg ini jangan ditiru). Polisi ini pun menyetujui, dia minta Rp300.000. WOW!!

Kita minta keringanan sama dia, tapi polisi ini kekeh minta segitu, dengan perasaan banyak nyesek, akhirnya kita turutin, beruntungnya saat itu gue pegang cukup uang. Sepanjang perjalanan kita ngedumel nyumpah-nyumpahin tuh polisi, hahaha. Sudah, masa kelam ini sudah berlalu.

Depok-Solo

Besoknya ba'da ashar gue sama temen-temen gue siap-siap mau berangkat ke stasiun Jatinegara. Waktu itu kita naik kereta Senja Utama Solo jam kira-kira abis maghrib.


Sebelum keberangkatan di St. Jatinegara

Dengan naik kereta bisnis, nggak menjamin kalo kita nggak bakal nemuin pedagang-pedagang "pop mie dan kopi". Untuk beberapa kondisi sebenernya keberadaan mereka ini menguntungkan, karena kalo tiba-tiba kita terserang lapar, ada yg mem-backup. Tapi percaya deh ini sangat mengganggu pas kita lagi tidur. Oh iya, di kereta ini juga kita bakal nemuin abang-abang yang menyediakan penyewaan bantal, "neng, bantalnya neng, buat sandaran hati." sejenak gue berpikir apakah abang-abang ini ternyata vokalisnya Letto? hahaha

Akhirnya sekitar jam 6.00 pagi, kita sampe di Stasiun Balapan Solo, jadi inget Didi Kempot, hehe. Suasananya masih sepi, dan situasi ini kita manfaatin buat foto-foto.


Touch down Solo Balapan :)

Setelah keluar dari stasiun, kita bingung harus kemana dan naik apa buat menuju hotel yang udah di-booking sebelumnya. Dan sampe sekarang gue nggak ngerti kenapa temen-temen gue memutuskan untuk jalan waktu itu. Dan bodohnya gue, gue ngikut aja, haha.

Dengan tas yang lumayan berat, bawa barang-barang keperluan lomba juga, ada yang bawa beton malah, kita jalan tanpa arah yang jelas. Nanya kesana kemari, dan gue masih bingung kenapa kita terus aja jalan -__-

Di tengah perjalanan yang nggak jelas itu, kita berenti di sebuah halte. Disitu kita baru sadar kalo tata kotanya bagus banget. Jalanannya sepi nggak kayak di Jakarta, ada jalur khusus sepeda, becak dan pedestrian, dan itu legaaaa banget. Suasananya adeeem, banyak pohon rindang di sepanjang jalan, pokoknya kalo Jakarta begini betah deh gue. Oh iya, waktu itu, pak Jokowi masih jadi Walikota Solo. Karena waktu itu belum setenar sekarang jadi sebenernya kita juga nggak tau seperti apa pak Jokowi itu.


Halte di Kota Solo, lihat jalanan di belakang, sepiiii... haha



Solo Grand Mall, tempat diadainnya acara lomba

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, menjelang dzuhur kita baru sampe hotel. Bisa bayangin kita jalan sejauh apa.

Singkat cerita setelah beberapa hari di Solo dan temen-temen gue udah presentasiin lomba mereka, sampailah pada pengumuman menang. Juara 1 nya dari ITS, dan juara 2 dan 3 nya dari kampus gue.Gunadarma. Haha


Mengharukan, juara 2 dan 3 :')

bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar