Di postingan gue kali ini, gue akan sedikit cerita
tentang kunjungan gue ke Solo-Jogja di tahun 2011 lalu. Waktu itu gue ke sana
karena mau jadi supporter temen-temen gue yang lolos dalam lomba
LKTI apa gitu gue lupa - di UNS.
Tangerang-Depok
Sehari
sebelum keberangkatan, gue masih di rumah, di Tangerang. Sementara temen-temen
gue mau berangkat dari Depok. Jadi gue akhirnya minta dijemput cowok gue karena
kondisi badan gue waktu itu nggak memungkinkan untuk naik motor sendiri,
kebetulan cowok gue waktu itu salah satu peserta lomba yang lolos. Karena
kebetulan juga waktu itu cowok gue nggak ada motor, jadi dia pinjem motor
temennya. Di perjalanan, kita diberhentiin polisi, awalnya gue nggak terlalu
panik karena gue tau cowok gue punya SIM, tapi pas ditanya STNK cowok gue
bilang nggak ada. Mampuslah gue. Akhirnya kita digiring ke pos polisi. Jadi
STNK nya ini lagi dipake buat memperpanjang masa berlaku plat kendaraan,
fotokopiannya nggak dibawa. Yasudahlah.
Di
sini si polisi udah nulis surat tilang, lumayan berat karena kalo ikut sidang,
motor temen cowok gue ini bakal ditahan sementara besok kita harus berangkat ke
Solo dan nggak enakan juga karena ini bukan motor sendiri. Tanpa pikir panjang
cowok gue ngajak damai tuh polisi (yg ini jangan ditiru). Polisi ini pun
menyetujui, dia minta Rp300.000. WOW!!
Kita
minta keringanan sama dia, tapi polisi ini kekeh minta segitu, dengan perasaan
banyak nyesek, akhirnya kita turutin, beruntungnya saat itu gue pegang cukup
uang. Sepanjang perjalanan kita ngedumel nyumpah-nyumpahin tuh polisi, hahaha.
Sudah, masa kelam ini sudah berlalu.
Depok-Solo
Besoknya
ba'da ashar gue sama temen-temen gue siap-siap mau berangkat ke stasiun
Jatinegara. Waktu itu kita naik kereta Senja Utama Solo jam kira-kira abis
maghrib.
Sebelum keberangkatan di St. Jatinegara
Dengan naik kereta bisnis, nggak menjamin kalo kita nggak bakal nemuin
pedagang-pedagang "pop mie dan kopi". Untuk beberapa kondisi
sebenernya keberadaan mereka ini menguntungkan, karena kalo tiba-tiba kita
terserang lapar, ada yg mem-backup. Tapi
percaya deh ini sangat mengganggu pas kita lagi tidur. Oh iya, di kereta ini
juga kita bakal nemuin abang-abang yang menyediakan penyewaan bantal,
"neng, bantalnya neng, buat sandaran hati." sejenak gue berpikir
apakah abang-abang ini ternyata vokalisnya Letto? hahaha
Akhirnya
sekitar jam 6.00 pagi, kita sampe di Stasiun Balapan Solo, jadi inget Didi
Kempot, hehe. Suasananya masih sepi, dan situasi ini kita manfaatin buat
foto-foto.
Touch down Solo Balapan :)
Setelah
keluar dari stasiun, kita bingung harus kemana dan naik apa buat menuju hotel
yang udah di-booking sebelumnya. Dan
sampe sekarang gue nggak ngerti kenapa temen-temen gue memutuskan untuk jalan
waktu itu. Dan bodohnya gue, gue ngikut aja, haha.
Dengan
tas yang lumayan berat, bawa barang-barang keperluan lomba juga, ada yang bawa
beton malah, kita jalan tanpa arah yang jelas. Nanya kesana kemari, dan gue
masih bingung kenapa kita terus aja jalan -__-
Di
tengah perjalanan yang nggak jelas itu, kita berenti di sebuah halte. Disitu
kita baru sadar kalo tata kotanya bagus banget. Jalanannya sepi nggak kayak di
Jakarta, ada jalur khusus sepeda, becak dan pedestrian, dan itu legaaaa banget.
Suasananya adeeem, banyak pohon rindang di sepanjang jalan, pokoknya kalo
Jakarta begini betah deh gue. Oh iya, waktu itu, pak Jokowi masih jadi Walikota
Solo. Karena waktu itu belum setenar sekarang jadi sebenernya kita juga nggak
tau seperti apa pak Jokowi itu.
Halte di Kota Solo, lihat jalanan di belakang, sepiiii... haha
Solo Grand Mall, tempat diadainnya acara lomba
Setelah
melalui perjalanan yang cukup panjang, menjelang dzuhur kita baru sampe hotel.
Bisa bayangin kita jalan sejauh apa.
Singkat
cerita setelah beberapa hari di Solo dan temen-temen gue udah presentasiin
lomba mereka, sampailah pada pengumuman menang. Juara 1 nya dari ITS, dan juara
2 dan 3 nya dari kampus gue.Gunadarma. Haha
Mengharukan, juara 2 dan 3 :')
bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar